Merasa diterima dengan tangan terbuka, merasa dicintai dengan penuh, merasa diinginkan, merasa selalu dilibatkan adalah hal yang didalam bahasa psikologi/kejiawaan disebut sebagai the Level of Acceptance. Almarhum Ibu mertuaku, alhamdulillah merangkul dan menerimaku dengan seluruh jiwa raganya. Saya merasa bahwa almarumah menginginkan agar saya menjadi bukan sekedar pacar dari anak kesayangannya bernama Ahmad Zulfikar Fawzi (Ikang Fawzi), namun untuk menjadi istrinya.
Pada saat dilamar resmi oleh Ayah dan Ibu Ikang Fawzi pacarku saat itu, pada bulan April tertanggal 12 ditahun 1986, sebelum ulangtahun beliau ke 54 dan sebelum akhirnya terkena stroke yang berujung pada kematiannya, Ibu Yuya yang 'urang Banten tea' sudah punya feeling kuat bahwa sayalah yang akan menjadi the one and only istri dari anak tercintanya.
Saya pun lalu saat itu langsung merasa, bahwa saya telah sampai pada "koridor" yang tepat didalam proses mencari pasangan hidup dan sahabat sejati bagi masa depanku. Saya mendapatkannya alhamdulillah pada tahun 2010 ini dari Ikang Fawziku tercinta. Tahun depan kami insya Allah mencapai hampir sepermempat abad masa perkawinan (minus setahun). Terimakasih banyak Bu Yuya... terimakasih banyak Dato' Fawzi... terimakasih banyak atas level of acceptance yang telah ditunjukkan secara aktif bagi kehadiranku dihati Ikang Fawziku terkasih. Insya Allah saya akan menyapu lembut hatinya untuk selalu menjaga kebahagiaannya. Menjaga kenyamanan pikirannya didalam langkah-hidup-berkaryanya.
Doa dan dzikir selalu kami panjatkan untuk Almarhumah Ibu Yuya tercinta kami, semoga mendapatkan kesejukan dan kebaikan alam kubur yang terbaik dari Allah Subhana wa Ta'ala...
Insya Allah kami akan stay positive... walau goncangan kehidupan menerjang kami sangat keras belakangan ini...
Sekilas tentang Raidy Noor
-
*SIAPA* yang tidak kenal Raidy Noor? Musisi yang jadi pentolan dan andalan *The
Cockpit Band*, ’Genesis’-nya Indonesia ini, namanya pernah melambung
sebari...
7 tahun yang lalu